Kesombongan Ctrl+Alt+Del-lu

Liburan semester tiba. Akhirnya, aku pulang kampung ke Medan tercinta. Maklum, sudah lama tidak pulang, karena sibuk mengikuti kegiatan UKM. Salah satu kegiatan ritualku kalau pulang kampung, adalah menginap di rumah sahabatku, Daisy. Lama tak bersua, kami pun mulai cuap-cuap tanpa henti. Masalah kuliah, IP, kos-kosan, model baju terbaru sampai cowok-cowok keren.

Mendapatkan IP 3,8 di BiNus cukup membanggakanku. Kenapa tidak? Binus terkenal di bidang teknologi komputer, dan banyak orang mengetahuinya. Apalagi sejak sudah didirikan Binus Center di Medan. Jadi, banyak teman-temanku di Medan yang sudah tahu nama ‘BiNus’. Kepalaku mulai membesar, saat Daisy memujiku, “Kamu jago komputer donk ya?”. Aku cuma mengangguk-angguk tersenyum.

“Tambah dosa deh”, pikirku. Sebenarnya aku tidak jago komputer, cuma bisa mengetik saja. Itupun masih 11 jari, alias 1 telunjuk kanan dan 1 telunjuk kiri. Tapi, aku tahu Alt + F4, untuk menutup windows. Dan juga Ctrl + Alt + Del, kalau komputer hang atau not responding. Aku sengaja menghapal shortcut ini, karena kupikir tidak banyak orang yang tahu, dan keren saja rasanya jika bisa pamer.

Suatu siang yang panas dan membosankan, kami memutuskan untuk ke warnet. Daisy mengajak temannya, Handoko. Orangnya lumayan. Tinggi, keren, cool, dan manis pula. Hampir salah tingkah aku dibuatnya, gara-gara Daisy memuji IP BiNus-ku di depannya. Kami duduk berderetan, tapi sayangnya Handoko berjarak dua tempat duduk di sebelah kananku. Tadinya ingin duduk di tengah, tapi teringat akan harga diri, aku pun mengurungkan niatku.

Masing-masing sibuk dengan aktivitasnya di depan komputer. Aku merasa risih. Pikiranku pun mulai melayang. “Seandainya...komputer Handoko hang. Atau kejadian apa saja deh, yang bisa kubantu”. Memang begitulah sifatku. Aku selalu mengharapkan adanya kesempatan untuk menolong seseorang yang baru kukenal. Karena aku menganggapnya sebagai salah satu cara pendekatan yang alami.

“Tak tak tak...” Kedengaran suara keyboard yang cukup ribut dari arah Handoko. Pikiranku langsung buyar. Aku dan Daisy pun melirik ke arah komputer Handoko. Hang. “Gila! Terkabul!”, jerit hatiku. Dengan penuh gaya, aku berjalan ke arah Handoko, dan mulai menjalankan jurusku. Ctrl + Alt + Del. Tidak terjadi perubahan apapun. Karena kesal, aku memencet Ctrl + Alt + Del berkali-kali. Mendadak komputernya mati. “Mati aku. Harusnya komputernya tidak mati, melainkan muncul windows yang ada end task-nya”, pikirku. Saking paniknya, aku langsung berlari menuju penjaga warnet dan meminta maaf berulang kali. “Oh, tidak apa-apa. Karena kamu mencetnya berkali-kali, maka komputernya otomatis restart”, kata si penjaga warnet. Wajahku langsung memerah. Tidak bisa terbayangkan betapa sombongnya gayaku saat ingin membantu tadi. Daisy hanya tertawa cekikikan.

Ternyata kesombongan Ctrl + Alt + Del-ku malah membuatku malu. Sudah kuliah dua tahun di BiNus, dengan IP 3,8, tapi ternyata tidak ada kemampuan sama sekali dalam hal komputer. Sejak saat itu aku bertekad untuk mempelajari komputer lebih dalam.

NB : Ini karya untuk ikut