1 Oktober 2005
Kontrakan, 20:45

Mimpi
Kemarin malam, aku mimpiin Mama. Ceritanya, aku libur kuliah dan pulang kampong. Tapi ntah gimana ceritanya dan berapa hari liburnya kurang jelas, tapi aku merasa hanya ketemu Mama sehari.

Toko bangunan kami tiba-tiba jadi ada 2. Satu dijaga Papa dan satu lagi dijaga Mama. Took yang baru bentuknya mirip persis dengan took yang lama. Tapi letak barang-barangnya agak beda dan masih banyakan barang di took lama. Mungkin memang sengaja dibuat bentuk tokonya sama kali ya. Tapi barang ngga banyak, karena belum banyak modal juga kali ya.

Aku mencari Mama di dapur. Kakak yang bantuin Mama ternyata adalah Kak Ani. Kak Ani adalah salah satu kakak yang bantuin kerja rumah tangga Mama. Dan Kak Ani salah satu kakak yang kusuka. Mama kelihatan sibuk dan sehat. Mama jalan mondar-mandir. Sebentar ke kompor, sebentar ke halaman belakang. Aku senang melihat Mama sudah sehat. Rambut Mama juga utuh. Aku mengikuti Mama ke halaman belakang, lalu kutegur “Mama, mai co kau ane chuan ya” (“Mama, jangan kerja terlalu cape ya”). Abisnya aku pikir Mama lagi bersihin tanaman. Tapi ternyata Mama lagi bersihin sayuran buat dimasak. Mama lalu kembali ke dapur. Tangan kanannya sedang menggoreng bagian kepala ikan kembung berlumuran cabe giling. Terus, Mama memberi perintah ke Kak Ani, “Tar ini dulu dikerjain ya, baru lanjutin yang itu”. Aku sedih sekali. Meskipun ketemu Mama, aku sedih. Mama sama sekali tidak memandang wajahku atau bahkan memelukku. Padahal, pada hari itu, aku akan kembali ke Jakarta. Dan yang aku sedihkan, melihat Mama cape sekali. Aku coba berpikir tapi ga ingin menyalahkan Papa.

“Sinar Baru sekarang ada 2 toko. Toko lama buka hingga pukul 14.00. Dan toko baru buka hingga pukul 16.00”

Aku makin bertanya-tanya, mengapa toko yang dijaga Mama tutup lebih lama, sedangkan toko Papa tutupnya lebih awal. Padahal Mama mesti masak lagi. Pasti cape banget kan. Tapi aku tidak bertanya pada Papa. Sebenarnya, aku ingin marah. Tapi aku sudah terlanjur bangun dari tidurku.

Oya, dalam mimpiku, aku juga merasakan kalau selama liburan, aku lebih banyak menghabiskan waktu menemani Papa daripada Mama. Dan aku menyesal sekali.

I miss her…